Budaya
Rajapatni.com: SURABAYA – Duta Besar India untuk Indonesia, YM Shri Sandeep Chakravorty, belum lama ini kembali ke Jawa Timur. Kunjungan ke sekian kali ke Jawa Timur ini tidak lepas dari perhatiannya kepada budaya Jawa, yang dibalut dengan keindahan alam yang menakjubkan.
Kali ini Dubes Chakravorty berkunjung ke gunung Bromo dimana budaya bertemu dengan alam. Menurutnya Gunung Bromo harus masuk dalam daftar kunjungan wisatawan bila datang ke Jawa Timur.
Keindahan alam dan eksotika budaya setempat, menurut Dubes Chakravorty, terlalu sayang untuk tidak dipromosikan ke warga India. Setidaknya kunjungan ke Bromo dan melihat serta mengalami secara langsung berinteraksi dengan lingkungan Bromo membuatnya lebih yakin untuk mempromosikan ke warga India untuk datang ke Bromo, Jawa Timur.

Keindahan Alam Bromo terkait dengan praktik praktik kebudayaan Hindu setempat, yang sebetulnya tidak asing bagi Dubes Chakravorty, meski sesungguhnya Hindu Tengger dan Hindu India berbeda.
Namun jika ditarik ke belakang, praktik kebudayaan setempat akan berhulu dari penyebaran ajaran Hindu dari para pendeta Hindu yang berasal dari India. Dalam perkembangannya dan persebarannya, praktik budaya setempat mempengaruhi. Inilah kekayaan Nusantara. Terhadap kekayaan Nusantara ini Duta Besar Chakravorty menghargainya.
Persebaran dan perkembangan Hindu di Jawa ini menarik untuk dijadikan kajian dan penelitian oleh para cendekiawan India. Tidak cuma budaya, penelitian juga bisa diarahkan ke media penyebaran agama, yaitu bahasa dan aksara.
Perkembangan agama Hindu di Jawa sungguh menarik untuk dikaji oleh cendekiawan India karena beberapa alasan.

Yaitu Pertama, perkembangan agama Hindu di Jawa menunjukkan adanya akulturasi budaya yang unik, dimana nilai-nilai Hindu beradaptasi dan berpadu dengan budaya lokal, menciptakan bentuk Hindu yang berbeda dengan yang ada di India.
Kedua, pengaruh Hindu di Jawa terlihat pada berbagai aspek kehidupan, termasuk sistem pemerintahan, seni, sastra, dan kepercayaan, memberikan wawasan tentang bagaimana agama dan budaya dapat berinteraksi dan membentuk identitas suatu bangsa.
Ketiga, mempelajari perkembangan Hindu di Jawa dapat memberikan perspektif baru tentang sejarah dan penyebaran agama Hindu itu sendiri, serta bagaimana agama tersebut berinteraksi dengan budaya-budaya lain di luar India.
Karenanya promosi Jawa Timur ke India oleh Dubes Chakravorty sangat menarik. Dalam rangka promosi budaya dalam upaya memperkuat dan implementasi hubungan bilateral kebudayaan antara Indonesia dan India juga sedang dirancang oleh komunitas dan pegiat budaya- aksara di Surabaya.
Salah satu bentuk promosi budaya ini adalah gagasan pembuatan film, yang bertema “batu batu yang mampu berbicara dan bercerita”. Yaitu prasasti prasasti kuno yang ada di Surabaya, Jatim dan Indonesia.
Turut mendampingi Dubes India untuk Indonesia, YM Shri Sandeep Chakravorty, ke gunung Bromo adalah Konsul Kehormatan India di Surabaya, Manoj Bhat. Menurut Manoj Bhat bahwa Yang Mulia Sandeep Chakravorty telah menjadi pengikut setia sejarah Jawa.
Sebelumnya Dubes Chakravorty juga pernah mengunjungi beberapa situs di Trowulan dan beberapa Candi lainnya. Kegiatan ini tidak lain adalah bentuk implementasi kerjasama budaya antara Indonesia dan India.
Bahwa Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi di Hyderabad House New Delhi pada Sabtu, 25 Januari 2025 lalu, menyaksikan pertukaran nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara pemerintah Indonesia dan India.
Salah satunya adalah Program Pertukaran Budaya Antara Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan Kementerian Kebudayaan Republik India Untuk Periode 2025 – 2028. (PAR/nng)