Kesaksian Warga Belanda Asli Asal Surabaya Terhadap Kawasan Darmo.

Cagar Budaya:

Rajapatni.com: SURABAYA – Memang, tidak semua bangunan di sepanjang jalan Raya Darmo berstatus Bangunan Cagar Budaya (BCB). Tetapi semua bangunan di Jalan Darmo adalah bukti Peradaban dari era kolonial. Mereka memiliki nilai arsitektur yang mengandung kadar sejarah dan peradaban budaya. Rumah rumah itu, tanpa pandang bulu dari ukuran yang biasa hingga ukuran besar, masuk dalam rumpun cagar budaya perumahan Darmo sesuai dengan SK Walikota Surabaya nomor:188-45/004/402.1.04/1998, No Urut 18.

Ketika berbicara tentang peradaban, maka itu semua menjadi bagian dari sejarah peradaban Surabaya, yang meliputi fisik dan non fisik. Ada keluarga Belanda, yang menjadi jejak peradaban Darmo, tidak masuk dalam kelompok sejarah kemerdekaan Surabaya. Tetapi keluarga ini adalah keluarga Belanda, yang sangat Surabaya, yang pernah tinggal di jalan Kemiri dan pernah menempati rumah di jalan Coen Boulevard (sekarang jalan dr Soetomo), rumahnya dekat dengan sekolah St. Louis.

Keluarga J.J. Van Der Linden di Surabaya tahun 1946. Foto: kol keluarga Van der Linden

Nama keluarga itu adalah Johannes Jacobus Van der Linden. Salah satu anaknya bernama Case Van der Linden l. Sekarang berusia lebih dari 90 tahun dan tinggal di Amerika. Ketika tahun 1946, ia masih berusia 6 tahun. Case adalah anak dari seorang tentara KNIL, yang bernama Johannes Jacobus Van Der Linden (J.J. Van Der Linden).

Ketika J.J. Van Der Linden bertugas di Burma pada 1946, di Surabaya pecah perang. Saat itu keluarga J.J. Van der Linden diselamatkan oleh polisi Istimewa M. Jasin di gedung sekolah St Louis, yang sebelumnya keluarga J.J. Van der Linden sempat berlindung di dalam rumah di pojokan jalan Coen Boulevard (dr Soetomo) dan jalan Darmo sisi Timur. M. Jasin adalah sahabat karib J.J. Van der Linden.

Foto keluarga di rumah kawasan Darmo tahun 1946. Foto: kol keluarga Van der Linden.

J.J. Van Der Linden dan M. Jasin adalah sahabat Belanda – Indonesia. Setelah perang selesai, justru J.J. Van der Linden bekerja untuk pemerintah kota Surabaya sebagai penasehat hukum walikota. Kala itu Surabaya dikepalai oleh Walikota Mustajab.

Perpisahan J.J. Van der Linden dengan walikota Mustajab. Foto: keluarga

Pada tahun 1954 keluarga J.J. Van der Linden pulang ke negeri Belanda dengan memboyong keluarganya termasuk sang anak Case Van der Linden. Sekarang Case Van der Linden berusia lebih dari 90 tahun dan tinggal di Amerika.

Kartu undangan dari walikota Mustajab kepada J.J. Van der Linden tahun 1954.Foto: kol keluarga Van der Linden

Kala itu, di Surabaya, jalan Darmo adalah kawasan elit. Dengan jalur hijau di tengah menjadikan kawasan Boulevard tampak indah dengan rumah rumah yang tertata rapi. Jalan itu belum seramai sekarang. Masih lapang dan longgar dengan jalur trem di lahan hijau.

Pemandangan dengan perpaduan rumah, jalan, jalur hijau dan trem serta tiang listrik trem menjadi terlihat semakin eksotik. Apalagi ketika mobil mobil bermerek Ford dengan roda berjeruji serta dokar berkereta kuda melewati jalan Darmo Boulevard, menjadi kenangan indah buat Case.

Pernikahan J.J. Van der Linden dengan guru HBS di Surabaya. Foto: keluarga

Ketika terjadi perang pada agresi pertama tahun 1946 dan dalam persembunyian di dalam rumah yang berada di pojokan jalan Coen Boulevard dan Darmo tergambar suasana jalan Darmo. Deru mesin tank tank memecah suasana sunyi jalan Darmo.

Arek Suroboyo Case Van der Linden bersama istri di Amerika. Foto: keluarga

Itulah gambaran suasana jalan Darmo yang tidak sekedar tempat rumah rumah berarsitektur kolonial modern, tetapi rumah bagi warga yang punya rasa takut akan perang, manusiawi. Kini Case Van Der Linden bermukim di Amerika beserta anak cucu. Tapi selalu mengatakan “saya arek Surabaya”.

Kawasan Darmo di era Kolonial. Foto: kitlv

Karenanya rumah rumah, yang pernah ditinggali warga Belanda Surabaya ini, disebut Perumahan Elit Warga Belanda di Surabaya dan merupakan real estate kolonial pertama yang menjadi kebanggaan Surabaya pada paruh pertama abad 20.

Kawasan Cagar Budaya Perumahan Darmo tidak hanya terdiri dari elemen fisik tetapi juga peradaban manusia, yang punya rasa takut dan menangis. Darmo adalah Ingatan Kolektif Surabaya bagi semua peradaban yang pernah menempatinya, termasuk Keluarga Van der Linden yang menganggap Surabaya adalah Kampung Halaman. (PAR/nng)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *