Kekerasan Di Depan Pusat Anak (Kidz Station) di Kota Layak Anak Surabaya.

Budaya

Rajapatni.com: SURABAYA – Beberapa artikel belakangan media ini, rajapatni.com, menyoroti tentang anak. Ada keprihatinan apakah anak anak dari era milenial sekarang bisa menyambut datangnya dan mengisi Indonesia Emas pada 2045, dua puluh tahun lagi, sebagaimana diharapkan.

Visi Indonesia Emas 2045 adalah cita-cita menjadikan Indonesia negara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan pada tahun 2045, saat perayaan 100 tahun kemerdekaan. Ini mencakup peningkatan kualitas hidup masyarakat, transformasi ekonomi, transformasi sosial, transformasi tata kelola, dan pembangunan yang merata dan berkeadilan.

Salah satu keprihatinan itu ada di depan mata. Salah seorang anggota DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi’i, pada hari Minggu (27/7/25) mendapati dengan mata kepala dan sekaligus mengabadikan betapa sebuah ironi terjadi di Kota Surabaya.

Surabaya telah diakui sebagai Kota Layak Anak (KLA) tingkat dunia oleh UNICEF. Penghargaan ini didasarkan pada upaya berkelanjutan pemerintah kota dalam menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan inklusif bagi anak-anak.

Arena adu jotos di depan Pusat Anak Kidz Station. Foto: mam

Di sebuah Mall di Surabaya, tepatnya di depan stand Kidz Station (Pusat Anak) digelar arena adu jotos yang sesungguhnya kurang dan tidak ramah buat anak meski arena adu jotos itu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).

Dalam catatan Imam Syafi’i sebagaimana ditulis di akun Facebook nya.

Ironis. Atraksi kekerasan bisa digelar di depan Pusat Anak Kidz Station. Foto: mam

“Hari Minggu sore (27 Juli 2025), saya melihat pameran International Medical Wellness Tourism Expo di Grand City Mall. Betapa kagetnya, ketika berjalan dari parkiran mobil menuju lokasi expo, saya melihat adu jotos di atas ring di pusat perbelanjaan tersebut. Sepertinya turnamen tinju, karena memperebutkan beberapa kelas. Terlihat belasan piala berderet di atas meja panitia.

Sungguh ironis, aksi kekerasan ini bisa digelar di mall di Surabaya yang berpredikat Kota Ramah Anak Tingkat Dunia. Ring tinju berdiri di lantai G, persis di depan Kidz Station. Juga tepat di lantai atasnya tempat permainan anak-anak. Sehingga anak-anak pengunjung mall disuguhi pemandangan yang sama sekali tidak mendidik”, tulis Imam Syafi’i.

Atas “atraksi” itu, Imam meminta agar Pemkot dan Polisi harus mengusut tuntas

“Siapa yang memberi izin kegiatan ini? Termasuk kepada pihak Grand City, yang menjual arena tinju. Jangan hanya ingin mengejar keuntungan bisnis, tapi merusak masa depan anak-anak di kota Pahlawan”, tambah Imam, politisi dari Nasdem.

Sebetulnya tontonan ini adalah gelaran tinju. Namun beberapa dari jenis pukulan pukulan yang dilepaskan bukan jenis pukulan pukulan yang  umum dalam dunia tinju. Misalnya pukulan Jap, upper cut,  cross dan hook.

Kondisi seperti ini adalah salah satu potret keprihatinan dari seorang kawan di Kementerian Pendidikan, yang sempat menyampaikan keprihatinannya pada Jumat, 25 Juli 2025. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *