꧌ꦏꦼꦝꦸꦧꦼꦱ꧀꧍ Kedubes India dan Puri aksara Rajapatni Sambut Guru Bahasa dan Pegiat Aksara Yang Minati Bahasa Sansekerta. 

Aksara:

Rajapatni.com: SURABAYA – Bahasa ꧌ꦱꦤ꧀ꦰꦼꦏꦼꦂꦡ꧍ Sansekerta pernah menjadi bahasa asing di Nusantara, khususnya pada masa peradaban Hindu-Buddha. Bahasa ini digunakan dalam ꧌ꦧꦼꦂꦨꦒꦻ꧍ berbagai aspek kehidupan, termasuk keagamaan, literatur, dan pemerintahan, terutama di kalangan elit dan ꧌ꦥꦼꦟ꧀ꦝꦺꦠ꧍  pendeta.

Sekarang keberadaan bahasa Sansekerta tidaklah asing di ꧌ꦤꦸꦱꦤ꧀ꦠꦫ꧍ Nusantara karena kosa kata bahasa ini masih dipakai, meski hanya berupa kata dan frasa. Misalnya “Swa Bhuwana Paksa “, yang menjadi ꧌ꦱꦼꦩ꧀ꦧꦺꦴꦪꦤ꧀꧍ semboyan TNI Angkatan Udara. Semboyan itu berarti “Sayap Tanah Air”, yang mencerminkan peran TNI AU sebagai ꧌ꦥꦼꦭꦶꦟ꧀ꦝꦸꦁ꧍ pelindung langit Nusantara.

Dalam upaya pelestarian bahasa Sansekerta, Kedutaan Besar India untuk Indonesia di Jakarta ꧌ꦧꦼꦏꦼꦂꦙ꧍ bekerja sama dengan Puri Aksara Rajapatni mendesain satu ꧌ꦏꦼꦒꦶꦪꦠꦤ꧀꧍ kegiatan pembelajaran bahasa Sansekerta.

꧌ꦏꦼꦱꦼꦩ꧀ꦥꦠꦤ꧀꧍ Kesempatan belajar bahasa Sansekerta ini nantinya tidak sekedar sebatas belajar struktur kata dan frasa, tetapi ꧌ꦲꦶꦔ꧀ꦒ꧍ hingga ke struktur kalimat dan alenia serta makna. Hal ini karena ꧌ꦥꦼꦔ꧀ꦒꦸꦤꦄꦤ꧀꧍ penggunaan bahasa Sansekerta dianggap memberikan dimensi spiritual yang mendalam dan dianggap sebagai bahasa klasik yang kaya akan ꧌ꦏꦼꦅꦟ꧀ꦝꦲꦤ꧀꧍  keindahan estetika.

Untuk itu, akan ada kesempatan terbuka bagi guru guru dan ꧌ꦥꦼꦒꦶꦪꦠ꧀꧍ pegiat bahasa dan aksara Jawa. Program ini menjadi bagian dari implementasi hubungan ꧌ꦏꦼꦂꦙꦱꦩ꧍ kerjasama kebudayaan Indonesia – India.

Dalam hal ini belajar bahasa Sansekerta tidak sekedar dalam konteks linguistik, tetapi juga mengenai ꧌ꦱꦼꦗꦫꦃ꧍ sejarah dan peradaban Nusantara dimana dua bangsa: Indonesia dan India pernah terjalin dalam berbagai ꧌ꦄꦱ꧀ꦥꦺꦏ꧀꧍ aspek kehidupan, seperti keagamaan dan literatur.

Tawaran ꧌ꦧꦼꦭꦗꦂ꧍ belajar bahasa Sansekerta ini datang dari Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty. Tawaran ini memang dirasa masih terlalu ꧌ꦄꦱꦶꦁ꧍ asing karena sebelumnya memang belum pernah ada.

Table talk for the sake of a shared culture. Photo: vina

Namun dalam ꧌ꦩꦼꦔꦮꦭꦶ꧍ mengawali agenda belajar bahasa Sansekerta ini, menurut Dubes Chakravorty, akan dilakukan melalui pertemuan daring (zoom meeting) sambil melihat antusiasme dan ꧌ꦩꦶꦤꦠ꧀ꦥꦼꦱꦼꦴꦂꦡ꧍ minat peserta. Peserta diharapkan tidak hanya dari Surabaya saja tetapi dari berbagai daerah di Jawa dan bahkan luar ꧌ꦥꦸꦭꦻꦴ꧍ pulau mengingat bahasa Sansekerta ini pernah populer di Nusantara.

Prasasti Canggal adalah prasasti dalam bentuk candra sengkala berangka tahun 654 Saka atau 732 Masehi, yang ditemukan di ꧌ꦲꦭꦩꦤ꧀꧍ halaman Candi Gunung Wukir di Dusun Canggal, desa Kadiluwih, kecamatan Salam, Magelang, Jawa Tengah (Wikipedia)

Keberadaan bahasa Sansekerta pada masa lalu itu tertuang pada batu batu prasasti. Salah satunya adalah ꧌ꦥꦿꦯꦱ꧀ꦠꦶ꧍ Prasasti Canggal.

Prasasti Canggal. Foto: Wikipedia

Adapun huruf-huruf yang ꧌ꦩꦱꦶꦃ꧍ masih dapat terbaca antara lain:

kwacit parwwatasānujātāk, wacic chilawaluka nirggateyamk, wacit prakirņna śubhasitatoya sam-prasutam — .. — waganga

Artinya adalah :

1. (Mata air) yang airnya ꧌ꦗꦼꦂꦟꦶꦃ꧍ jernih dan dingin ini dan yang keluar. 2. Dari batu atau pasir ke tempat yang banyak bunganya ꧌ꦠꦸꦚ꧀ꦗꦸꦁꦥꦸꦠꦶꦃ꧍ tunjung putih. 3. Serta mengalir ke sana –sini. 4.  Setelah menjadi satu lalu mengalir seperti sungai Gangga.

Bagi para guru dan ꧌ꦄꦏ꧀ꦠꦶꦮ꦳ꦶꦱ꧀꧍ aktivis bahasa dan aksara Jawa yang berminat bisa menghubungi di email nanangpurwono9@gmail.com dan ita.surojoyo@gmail.com dengan menginformasikan Nama, Alamat, Alasan ingin belajar Bahasa Sansekerta. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *