Kahuripan (Jawa) Vs Oxford (Inggris)

Bahasa

Rajapatni.com: SURABAYA – Tahun 2017 penulis berkesempatan berkunjung ke komplek peninggalan abad XI di Inggris. Tepatnya di Universitas Oxford. Gedung gedung tuanya masih ada hingga sekarang dan masih aktif digunakan.

Menelusuri peradaban literasi sebagai study banding bahasa Inggris vs Bahasa Jawa. Foto: nng

Universitas Oxford memang sudah ada sejak tahun 1096 atau di awal abad XI, di mana bukti pengajaran sudah ada dan sekaligus menjadikannya universitas tertua di dunia yang menggunakan bahasa Inggris. Waktu itu menggunakan Bahasa Inggris Kuno.

Bahasa Inggris Kuno (Old English atau Anglo-Saxon) adalah sebuah tahap awal bahasa Inggris, yang dituturkan oleh pendatang dari suku-suku Jermanik. Bahasa ini adalah nenek moyang bahasa Inggris modern dan sangat berbeda dari bahasa Inggris, yang kita gunakan saat ini.

 

Perbandingan Dengan Jawa

Abad XI di Inggris sezaman dengan zaman Airlangga di Jawa. Pada tahun 1019, Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan, yang menjadi awal dari tonggak sejarah penting di Jawa Timur.

Kerajaan Kahuripan terletak di wilayah Sidoarjo dan sekitarnya, dekat lembah Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Bukti peninggalan utamanya meliputi prasasti-prasasti seperti Prasasti Cane (1021 M) di Lamongan dan Prasasti Pucangan (1042 M), serta situs-situs candi seperti Candi Gunung Gangsir di Pasuruan dan Petirtaan Belahan (Sumber Tetek) di lereng Gunung Penanggungan.

Ini semua merupakan peninggalan yang relatif tidak utuh alias parsial yang tercerai berai. Berbeda dengan peninggalan peradaban Inggris dari abad XI. Wujudnya adalah Universitas Oxford.

Salah satu sudut komplek Universitas Oxford Inggris. Foto: nng

Universitas Oxford tidak didirikan oleh seseorang atau kerajaan tertentu, melainkan berkembang secara bertahap sejak awal abad ke-11, yang dimulai dengan pengajaran yang dimulai dari tahun 1095 dan akhirnya menjadi universitas pada sekitar tahun 1240. Ini menjadikannya universitas tertua di dunia berbahasa Inggris.

Pertumbuhannya memang berangsur, yang diantaranya didukung oleh Raja Henry III, dengan memberi piagam kerajaan pada 1248.

Patung Raja Henry III di atas makam di gereja Westminster Abbey. Foto: ist

Sekarang lokasi pengajaran itu terkenal sebagai Universitas Oxford, sebuah universitas termasyhur di dunia.

Penulis di depan gereja Westminster Abbey London. Foto: nng

Sementara itu di Jawa yang dikenal dengan era kerajaan Kahuripan, sudah tidak dapat lagi dilihat mana bangunan utuhnya.

 

Bukti Peradaban

Secara fisik peninggalan fisiknya sudah tidak dapat lagi disimak. Ada tapi sudah tercerai berai. Berbeda dengan di Oxford.

Namun melalui bahasa yang terwujud dari jejak aksara yang tertulis pada prasasti prasasti (Jawa) dan inskripsi dan manuskrip (Inggris), kita bisa mengenali dulu kedua peradaban (Jawa dan Inggris) menggunakan bahasa apa. Di Jawa menggunakan Bahasa Jawa Kuna, sementara di Inggris menggunakan Inggris Kuno.

Bahasa Inggris kuno dalam sebuah manuskrip kuno Inggris. Foto: ist

Jawa kona berbeda dengan Jawa baru. Pun demikian Inggris kuno berbeda dengan Inggris baru. Jika dibaca (jika bisa membaca) akan terdengar bunyi bahasa yang berbeda. Mengenal dan bisa membaca aksara, maka akan bisa diketahui bagaimana bunyi bahasanya. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *