Sejarah
Rajapatni.com: SURABAYA – Bung Tomo (Soetomo) dikenal dengan pidato pidato heroiknya yang membakar semangat perjuangan arek arek Surabaya di seputaran perang 10 November 1945.
Bung Tomo juga dikenal sebagai wartawan. Bung Tomo memiliki riwayat panjang dalam dunia jurnalistik. Ia memulai karir sebagai wartawan lepas di Harian Soeara Oemoem pada tahun 1937.
Kemudian, ia menjadi redaktur mingguan Pembela Rakyat pada tahun 1938, dan wakil pemimpin redaksi Kantor Berita Domei (bagian bahasa Indonesia untuk seluruh Jawa Timur) pada tahun 1942-1945, dan akhirnya menjadi Pemimpin Redaksi Kantor Berita Antara di Surabaya pada tahun 1945.

Setelah itu, Bung Tomo juga dikenal sebagai tokoh jurnalis yang menggunakan media audio, terutama radio, untuk membangkitkan semangat perjuangan rakyat Surabaya dalam Pertempuran 10 November 1945 melawan pasukan Inggris.
Jiwa jurnalistik Bung Tomo untuk mengawal dan menjaga kedaulatan bangsa terus berkobar laksana api membara yang pantang padam. Jiwa jurnalistiknya membara demi kebaikan.
Jurnalistik Bung Tomo menunjukkan semangat juang dan keberanian Bung Tomo dalam dunia jurnalistik, khususnya dalam menyuarakan kepentingan rakyat dan membangkitkan semangat nasionalisme. Jurnalistik Bung Tomo tidak hanya sekedar profesi, tetapi juga alat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dan kebaikan bersama. Jurnalistik sebagai alat juang meraih mimpi.

Keberanian Bung Tomo dalam dunia jurnalistik semata mata demi kepentingan umum dan untuk itu harus ada yang mewarisi demi menjaga dan melindungi semangat nilai kejuangan di Kota Pahlawan Surabaya.
Apalah artinya predikat Kota Pahlawan bila nilai nilai kejuangannya tergerus zaman dan kepentingan individu serta golongan.
Jurnalis dituntut bisa berperan dalam menyampaikan informasi yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Ini terkait dengan penyajian berita yang objektif yang disertai dengan fakta dan analisis mendalam tentang isu-isu yang berpengaruh pada kepentingan umum. (PAR/nng).