Budaya
Rajapatni.com: SURABAYA – Di Indonesia terdapat sejumlah eks Pemakaman Eropa (Belanda). Diantaranya, selain di kota Surabaya, juga terdapat di dalam komplek Kebun Raya Bogor.
Di kedua komplek pemakaman Eropa ini, masing masing terdapat tempat peristirahatan terakhir Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Di Surabaya ada kuburan Gubernur Jenderal Pieter Merkus, yang pernah menjabat dari 1841 hingga 1844.
Sementara di Pemakaman Eropa Kebun Raya Bogor ada makam D.J. de Ee Erens, yang menjabat tahun 1836-1840, dan makam Mr. Ary Prins, yang pernah menjadi pejabat sementara Gubernur Jenderal.
Kondisi pemakaman di kedua tempat ini relatif terjaga tapi kondisinya kuburannya perlu perhatian. Perhatian atas kedua komplek pemakaman ini adalah adanya upaya perawatan fisik makam agar keberadaan makam tetap indah dipandang mata sebagai object tujuan wisata sejarah dan budaya, yang sekaligus sebagai upaya merawat ingatan kolektif (membangun narasi baik tentang sosok orang orang penting di masa jayanya).
Membangun narasi baik (good narration) adalah membangun jembatan pemahaman (bridge of understanding) antara kedua belah pihak: Indonesia dan Belanda. Pembangunan jembatan pemahaman ini bisa terlaksana bila ada dasar kesadaran bersama akan nilai penting keberadaan makam makam itu bagi kedua belah pihak, yang bisa bermula dari perhatian individu atau kelembagaan masyarakat (People to People) dan syukur bila ada kelembagaan pemerintah (Government to Government).
Dari Surabaya telah ada Community to Community, yang menaruh perhatian kepada Pemakaman Eropa Peneleh, yang terfokus pada perbaikan fisik lingkungan makam.
Fisik saja tidak cukup. Maka perlu ditingkatkan derajatnya ke level kunjungan manusia (pengunjung) ke makam sehingga membangkitkan hubungan emosional yang pada akhirnya terjalin hubungan harmonis antara dua komunitas.

Hubungan ini harus terstruktur dan berkelanjutan serta visioner demi kerjasama yang saling menguntungkan (mutual cooperation).
Kunjungan Presiden Prabowo ke Belanda
Dikutip dari laman kepresidenan RI https://www-presidenri-go-id.cdn. bahwa Presiden Prabowo ke Belanda ini disebut menandai upaya mempererat hubungan bilateral, khususnya di bidang-bidang strategis. Prabowo, yang tiba di Bandara Schipol pada Kamis (25/9/25) waktu setempat, dijadwalkan akan bertemu Raja Willem Alexander di Istana Huis ten Bosch.
Pertemuan kedua pemimpin negara itu diharapkan akan memperkuat ikatan persahabatan bilateral serta memperluas peluang kerjasama strategis antara kedua negara.
Seiring dengan itu, peluang kerjasama antara masyarakat Belanda dan Indonesia diharapkan bisa terbuka dan ikut terjalin secara mutual.
Pemakaman Eropa Peneleh di Surabaya telah menjadi pintu gerbang kerjasama budaya yang berkelanjutan serta dapat meningkatkan pemahaman saling pengertian dan menghormati antara kedua masyarakat.

Setelah dari Pemakaman Eropa Peneleh Surabaya, muncul permintaan lanjutan dari mitra di Belanda, Stichting Anak Mas, mengenai restorasi makam keluarga Belanda di lingkungan Makam Eropa di Kebun Raya Bogor.

Yakni keluarga Motman. Di kompleks pemakaman Kebun Raya Bogor ini hanya ada 42 kuburan layaknya model Eropa, bukan Indis. Dua diantaranya adalah kuburan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Yakni makam D.J. de Ee Erens, yang menjabat tahun 1836-1840, serta makam Mr. Ary Prins, yang pernah menjadi pejabat sementara Gubernur Jenderal.

Permintaan untuk upaya restorasi makam keluarga Motman ini sebuah tantangan dan peluang sebagai tangga implementasi kerjasama ke bawah yang tidak mudah. “Where there is a will, there’s a way”. (PAR/nng)