Disemenisasi ꧌ꦲꦱꦶꦭ꧀ꦥꦼꦩ꧀ꦧꦼꦭꦗꦫꦤ꧀꧍ Hasil Pembelajaran Aksara Jawa

Aksara

Rajapatni.com: SURABAYA – ꧌꧇꧗꧇ꦥꦼꦱꦼꦂꦡ꧍ Tujuh peserta Sinau Aksara Jawa, yang diselenggarakan komunitas ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni, melakukan bakti sosial dengan berbagi banner bertuliskan aksara Jawa di jalan Pulo Wonokromo 251 pada Sabtu sore (12/7/25). Tepatnya di ꧌ꦏꦼꦝꦻꦥꦸꦭꦺꦴ꧍ Kedai Pulo atau Dapur Sedep, yang sarat dengan anak muda dan mahasiswa.

꧌ꦥꦊꦩꦶꦭꦶꦲꦤ꧀꧍ Pemilihan kedai ini memang sengaja menyasar tempat, yang ramai dikunjungi anak muda sebagai upaya berbagi pengetahuan dari para peserta ꧌ꦱꦶꦤꦲꦸꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Sinau Aksara Jawa pada puncak pembelajaran. Satu paket pembelajaran Sinau Aksara Jawa, yang terdiri dari lima kali pertemuan itu, ꧌ꦝꦶꦄꦏ꦳ꦶꦫꦶ꧍ diakhiri dengan disemenisasi hasil pembelajaran. Yaitu membuat banner bertuliskan Aksara Jawa untuk ꧌ꦩꦯꦫꦏꦠ꧀꧍ masyarakat. Pada kelas Sinau Aksara Jawa (SAJ) 7 ini, ada dua lokasi. Yaitu di kedai kopi dan Balai RT dan RW Sidosermo di ꧌ꦏꦼꦭꦸꦫꦲꦤ꧀ꦰꦶꦢꦱꦼꦂꦩ꧍ kelurahan Sidosermo, ꧌ꦏꦼꦕꦩꦠꦤ꧀ꦮꦤꦕꦭ꧍ kecamatan Wonocolo, kota Surabaya.

꧌ꦏꦼꦒꦶꦪꦠꦤ꧀꧍ Kegiatan diseminasi adalah kegiatan rutin dari setiap kelas Sinau Aksara Jawa. Penulisan aksara Jawa adalah Tugas Akhir (TA) dan merupakan hasil ꧌ꦏꦼꦂꦙꦏꦼꦭꦺꦴꦩ꧀ꦥꦺꦴꦏ꧀꧍ kerja kelompok dalam satu kelas. Dari kelas SAJ 7 terbagi menjadi dua kelompok, yang setiap kelompok ꧌ꦈꦫꦸꦤꦤ꧀꧍ urunan untuk berbagi biaya untuk ongkos cetak banner.

꧌ꦧꦼꦂꦰꦩ꧍ Bersama sama memasang banner beraksara Jawa. Foto: nng

Melalui bakti sosial ini, ꧌ꦥꦿꦏ꧀ꦠꦺꦏ꧀꧍ Praktek Sosial Lapangan (PSL), para peserta turut berbagi hasil pembelajaran untuk ꧌ꦥꦸꦧ꧀ꦭꦶꦏ꧀꧍ publik yang lebih luas.

“Saya senang bisa ꧌ꦧꦼꦂꦨꦒꦶ꧍ berbagi hasil pembelajaran kepada masyarakat”, ujar salah satu peserta.

Adapun tulisan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa juga merupakan hasil diskusi dan kerja bareng dari peserta di pertemuan ke empat. Selanjutnya hasil dari diskusi dicek dan kemudian ꧌ꦝꦶꦕꦺꦠꦏ꧀꧍ dicetak dalam bentuk banner.

꧌ꦥꦼꦱꦼꦂꦡ꧍ Peserta Sinau Aksara Jawa ini dari berlatar belakang usia dan status yang berbeda. Ada anak anak hingga dewasa. Ada dari ꧌ꦱꦼꦠꦶꦔ꧀ꦏꦠ꧀꧍ setingkat SD hingga mahasiswa dan bapak bapak. Ada yang mulai dari Nol hingga yang sudah pernah ꧌ꦧꦼꦭꦗꦂ꧍ belajar aksara Jawa di bangku kuliah. Namun semua belajar dari Nol dalam kelas SAJ ini. Mereka duduk sama rendah, ꧌ꦧꦼꦂꦝꦶꦫꦶ꧍ berdiri sama tinggi.

Adalah ꧌ꦥꦼꦔꦭꦩꦤ꧀꧍ pengalaman baru bagi mereka bahwa dari hasil pembelajaran kemudian ꧌ꦝꦶꦥꦼꦂꦑꦼꦤꦭ꧀ꦏꦤ꧀꧍ diperkenalkan ke masyarakat umum.

Banner berukuran ꧌ꦥꦚ꧀ꦗꦁ꧍ panjang 2 meter dan tinggi 1,5 meter bertuliskan Dapur Sedep dalam Aksara Jawa ꧌ꦝꦥꦸꦂ ꦱꦼꦝꦊꦥ꧀꧍ itu dipasang bersama sama pada tembok ekspose.

 

꧌ꦝꦶꦱ꧀ꦏꦸꦱꦶ꧍ Diskusi Lapangan

 

Diskusi lapangan tentang ꧌ꦈꦥꦪ꧍ upaya pemajuan aksara Jawa. Foto: nng

Setelah ꧌ꦠꦼꦂꦥꦱꦁ꧍ terpasang kemudian dilanjutkan dengan kelas diskusi yang mengangkat tentang upaya ꧌ꦥꦼꦩꦗꦸꦮꦤ꧀꧍ pemajuan aksara Jawa di Surabaya. Hadir pada kesempatan sore itu adalah pembina ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni, ꧌ꦄ꧉ꦲꦺꦂꦩꦱ꧀ꦠꦺꦴꦤꦶ꧍ A. Hermas Thony dan sekretaris Novita. Kepada peserta Sinau Aksara Jawa, Thony menyampaikan terima kasih karena telah ꧌ꦩꦼꦚ꧀ꦗꦝꦶ꧍ menjadi bagian dalam upaya pemajuan aksara Jawa di Surabaya.

Kegiatan Sinau Aksara Jawa sebagaimana dikelola Puri Aksara Rajapatni ini memang masih kecil tetapi memiliki mimpi yang besar karena mengemban misi budaya yang menjadi identitas bangsa.

“Lestari Aksaraku, ꧌ꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶ꧍ Lestari Bangsaku menjadi slogan dalam pelestarian aksara demi menjaga ꧌ꦅꦝꦺꦤ꧀ꦠꦶꦠꦱ꧀꧍  identitas bangsa”, jelas Thony.

Foto Group kelas SAJ 7. Foto: nng

Para ꧌ꦥꦼꦩ꧀ꦧꦼꦭꦗꦂ꧍ pembelajar sepakat pentingnya menjaga dan melestarikan aksara Jawa. Dalam pembelajaran yang mereka dapatkan, ꧌ꦩꦼꦫꦺꦏ꧍ mereka mengaku telah memperoleh ꧌ꦥꦼꦩꦲꦩꦤ꧀꧍ pemahaman baru tentang nilai nilai budaya dari ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa.

Belajar aksara Jawa memang ꧌ꦩꦊꦩꦶꦭꦶꦏꦶ꧍ memiliki makna penting dalam melestarikan budaya, memahami sejarah, dan menggali ꧌ꦤꦶꦭꦻꦤꦶꦭꦻꦭꦸꦲꦸꦂ꧍  nilai-nilai luhur masyarakat Jawa.

Seperti ꧌ꦩꦼꦔꦼꦤꦭ꧀꧍ mengenal penulisan Surabaya dalam aksara Jawa. Selain Surabaya, yang ditulis secara umum (ꦱꦸꦫꦧꦪ), mereka juga mengenal tulisan Syurabhaya, yang ditulis ꧌ꦏ꦳ꦸꦱꦸꦱ꧀꧍ khusus sesuai dengan isi prasasti Canggu (ꦯꦹꦫꦨꦪ), yang berarti “berani menghadapi bahaya”.

Meski SAJ 7 sudah selesai tapi pembelajar bisa ꧌ꦩꦼꦔꦶꦏꦸꦠꦶ꧍ mengikuti kelas lanjutan sesuai dengan jadwal dan tempat ꧌ꦏꦼꦒꦶꦪꦠꦤ꧀ꦧꦼꦭꦗꦂ꧍ kegiatan belajar. (PAR/nng)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *