Sejarah
Rajapatni.com: SURABAYA – Selembar kertas dengan tulisan tangan bisa disebut manuskrip. Demikian keterangan, yang didapat dari sumber ringkasan AI.
Sementara manuskrip, dalam definisi yang umum, adalah dokumen yang ditulis tangan, bukan dicetak. Kata “manuskrip” sendiri berasal dari bahasa Latin, “manu” yang berarti tangan dan “scriptum” yang berarti tulisan. Jadi, selama tulisan tersebut dibuat dengan tangan, baik di atas kertas, kulit, atau media lain, dan bukan hasil cetakan, maka bisa disebut manuskrip.

Ada selembar manuscript, yang tidak sekedar tulisan tangan. Manuscript ini memiliki nilai sejarah penting bagi kota Surabaya. Manuscript ini adalah tulisan tangan langsung presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, tahun 1954. Manuscript ini menyatakan bahwa Soekarno bersekolah di “HBS Soerabaia”.
Selama ini kita tau bahwa Soekarno bersekolah di HBS tidak langsung dari yang bersangkutan tapi dari orang kedua atau tulisan dari buku buku. Bukan dari Soekarno langsung baik lisan maupun tulis.
Manuscript itu adalah tulisan tangan langsung Soekarno pada tahun 1954 dan tulisan itu adalah bukti nyata dan otentik tentang keterkaitan Soekarno dengan Surabaya. Tentu saja manuskrip ini sangat langka dan kini keberadaannya tengah ditawarkan untuk dijual.
Ini kesempatan baik bagi pemerintah kota Surabaya untuk mengakuisisinya. Barang ini satu satunya yang dengan dengan jelas menyatakan bahwa Soekarno bersekolah di HBS Surabaya. Pernyataan itu ditulisnya sendiri. Jika Cindy Adam pernah mengatakan dalam bukunya “Penjambung Lidah Rakjat”, itu adalah sumber ke dua, bukan sumber premier.
Kalau kita lihat isi “museum” Rumah Lahir Bung Karno, tidak satupun ada artefak/koleksi sejarah Soekarno sebagai Arek Surabaya di tempat itu.
Mumpung ada artefak yang langsung bercerita tentang Soekarno, ini adalah kesempatan bagi kota Surabaya untuk mengakuisisinya. Apalagi lembar kertas yang digunakan oleh Soekarno adalah lembar kertas surat istana negara, yang dibubuhi dengan cap Garuda Pancasila.
Jangan sampai kesempatan super langka ini hilang. Dikuwatirkan, hilangnya kesempatan emas ini bagaikan hilangnya kesempatan penawaran Gedung Singa dari PT. Jiwasraya yang pernah ditawarkan pada tahun 2021, yang nilai jualnya kala itu sangat murah.
Terhadap manuscript, yang berisi tulisan tangan Soekarno dan pernyataannya bahwa dirinya bersekolah di HBS Surabaya, adalah kesempatan langka untuk mendapatkannya yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bukti otentik Soekarno arek Surabaya, yang selanjutnya menjadi presiden RI pertama, yang bersekolah di HBS Surabaya.
Manuskrip itu disampaikan melalui redaksi rajapatni.com. (PAR/nng)