Sejarah
Rajapatni.com: SURABAYA – “Radio Bung Tomo”, sebuah merk radio karya anak SMKN 12 Surabaya telah resmi diluncurkan oleh putra Bung Tomo, Bambang Sulistomo di SMKN 12 Surabaya tepat pada Hari Pahlawan 10 November. Peresmian itu berlangsung sederhana namun khidmat di ruang Kepala SMKN 12, Drs. Cone Kustarto Arifin. Hadir pada peresmian itu adalah pembina Puri Aksara Rajapatni A. Hermas Thony, Ketua Puri Aksara Rajapatni Nanang Purwono dan Novita sekretaris.
Puri Aksara Rajapatni adalah komunitas budaya, yang menawarkan gagasan pembuatan radio bermerk Radio Bung Tomo dengan tujuan menjaga ingatan kolektif setelah Rumah Radio Pemberontakan Bung Tomo di jalan Mawar 10 dibongkar pada 2016.
“Sebelum tahun 2016, ketika saya masih sebagai jurnalis di sebuah televisi lokal di Surabaya, setiap tahun saya selalu datang ke lokasi Mawar 10 saat peringatan Hari Pahlawan. Tetapi setelah pembongkaran, tidak ada lagi liputan ke situs ini karena tetenger peristiwa pidato Bung Tomo sudah tidak ada”, jelas Nanang Purwono, mantan jurnalis televisi dari grup Jawa Pos.
Hal senada juga disampaikan oleh A Hermas Thony, wakil ketua DPRD Kota Surabaya (2019-2024).
“Saya kembali masuk dewan kala itu karena termotivasi oleh dibongkarnya rumah Radio Bung Tomo, yang selanjutnya menginisiasi Raperda Pemajuan Kebudayaan Kejuangan dan Kepahlawanan Surabaya dengan harapan ada peraturan formal untuk menjaga dan melindungi serta melestarikan nilai nilai kejuangan. Salah satunya adalah bangunan cagar budaya Rumah Radio Bung Tomo, meski tinggal situsnya”, jelas Thony.
Atas dasar itu, dua tindakan berjalan paralel. Satu adalah pembuatan Raperda Pemajuan Kebudayaan Kejuangan dan Kepahlawanan Surabaya serta kedua pembuatan radio modern bermerk Radio Bung Tomo.
Radio Bung Tomo telah berhasil dibuat dan diresmikan kehadirannya oleh Bambang Sulistomo, putra Bung Tomo.

Menurut Bambang Sulistomo bahwa bangsa besar adalah bangsa yang mau mengenang jasa para pahlawannya serta menjaga ingatan bersejarahnya.
“Saya salut akan upaya kawan kawan di Surabaya dalam menjaga ingatan kolektif tentang perjuangan Bapak saya. Rumah bersejarah itu telah tiada. Tapi semangat kejuangan, yang tertoreh di sana, tidak bisa dihapuskan. Karya kreatif berupa “Radio Bung Tomo” ini adalah semangat baru yang penuh keikhlasan. Perjuangan harus ikhlas”, kata Bambang Sulistomo.
Sementara itu kepala SMKN 12 Surabaya, Cone Kustarto Arifin, mengatakan bahwa terciptanya Radio Bung Tomo ini adalah wujud kolaborasi antara gagasan dan skill. Gagasan oleh Puri Aksara Rajapatni. Skill oleh anak anak SMKN 12 Surabaya.

Pada kesempatan peresmian Radio Bung Tomo, Kepala SMKN 12 mengajak Bambang Sulistomo melihat workshop pembuatan radio. Meski kegiatan produksi ini di lingkungan sekolah namun keberadaannya boleh dibilang sebuah industri karena kelengkapan fasilitas produksinya.

Menandai hadirnya Radio Bung Tomo itu ditandai dengan upacara adat yang disebut Brokohan, yaitu upacara adat Jawa yang berupa selamatan untuk mensyukuri kelahiran Radio Bung Tomo dan memohon berkah serta keselamatan.

Perlindungan dan keselamatan dalam menjaga nilai nilai kejuangan Bung Tomo melalui pengingat Radio Bung Tomo. Radio Bung Tomo ini adalah radio modern ala vintage yang jika dinyalakan (turn on) langsung berbunyi pidato Bung Tomo ketika membakar semangat arek arek Surabaya dalam menghadapi sekutu.
Mendengarkan radio ini terasa ada sensasi mendengarkan pidato Bung Tomo pada era perjuangan Surabaya pada November 1945. Setelah pidato Bung Tomo selesai, pendengar bisa mendengarkan gelombang radio AM dan FM sebagaimana layaknya mendengarkan radio biasa. (PAR/nng)
