Aksara:
Rajapatni.com: SURABAYA – Langkah kecil memang harus dimulai untuk bisa melangkah besar. Jumlah kecil harus berlandaskan semangat besar dan selalu menemukan terobosan terobosan inovatif.
Aksara Jawa di Surabaya masih terkesan langka dan bahkan masih dilihat sebelah mata. Kehadiran aksara Jawa di Surabaya seolah bagai “momok” yang akan mengacaukan peradaban modern Surabaya. Aksara Jawa, oleh sebagian orang, dianggap mengganggu. Padahal Aksara Jawa berdiam di rumahnya sendiri dan di pangkuan ibu Pertiwi.

Memang tidak mudah menjaga dan mengembangkan aksara Jawa sebagai tradisi literasi asli bangsa Jawa. Harusnya bangga kepada leluhur yang mampu memiliki aksara Aksara Jawa. Tidak semua bangsa bangsa di dunia memiliki aksara. Aksara Jawa ini mulai tumbuh kembali di bumi Surabaya. Namun Aksara Jawa bagai sedang mekar di belantara bumi tandus berpupuk impor. Di sekelilingnya penuh kehidupan dan pemikiran asing, yang melupakan keaslian aksara Jawa, yang memang berakar dari bumi lokal.
Aksara Jawa menghadapi orang orang asing yang berdarah bumi putera. Ini bahaya! Ini menjadi cikal bakal hilangnya peradaban.
Aksara Jawa harus ada yang menjaga. Aset Nusantara harus ada yang merawat agar tetap selamat meski keberadaannya di manca negara sekalipun.

“Pengalaman melihat aset Nusantara di mancanegara menjadikan hati ini lega. Karena disana diberlakukan bagai ratu dan raja. Tidak khawatir ternoda, bahkan dirawat dengan seksama”, kata dalam hati Ita, pendiri Puri Aksara Rajapatni.
Ada puluhan manuskrip kuno tersimpan rapi dan aman di Perpustakaan Nasional Inggris, the British Library dan di perpustakaan universitas ternama di Belanda, Universitas Leiden. Belum lagi artefak artefak di the British Museum dan benda benda lainnya di Manca negara, yang keberadaannya sekaligus menjadi duta diplomasi budaya. Indonesia hadir di mancanegara melalui benda benda hasil peradaba masa lalu.

Puri Aksara Rajapatni, sebuah komunitas kecil yang bervisi besar demi menjaga nilai nilai budaya. Rajapatni acts locally, thinks globally. Rajapatni tidak umuk tapi tawadhu dalam bertindak.
Dalam rangka menjaga Identitas bangsa, yang berupa Aksara Jawa dan Nusantara, yang goresannya terukir di mana mana sebagai artefak dan prasasti, masih sangat dibutuhkan orang orang yang peduli pada identitas negeri. Selamat Hari Purbakala Nasional ke 112 . (PAR/nng)