Aksara Jawa dan Unggah Ungguh Wicara.

Aksara

Rajapatni.com: SURABAYA – Menjadi perhatian, yang menarik tatkala berbahasa Jawa pada setiap hari Kamis, dalam program “Kamis Mlipis” menjadi kewajiban bagi siswa SD dan SMP di kota Surabaya sesuai Perwali nomor 17 Tahun 2025. Tujuannya adalah melestarikan budaya Jawa di kalangan generasi muda dalam komunikasi sehari hari.

Berbahasa Jawa (bicara bahasa Jawa) adalah wujud komunikasi lisan dari bahasa Jawa. Berbicara bahasa Jawa adalah salah satu cara masyarakat Jawa mengekspresikan diri, menyampaikan pikiran dan perasaan, serta berinteraksi satu sama lain.

Berbahasa Jawa tidak sekedar berkomunikasi tetapi juga upaya pelestarian budaya dan nilai nilai luhur. Pelestarian ini akan semakin kuat jika diiringi oleh belajar menulis dan membaca aksara jawa bagi siswa SD dan SMP.

Belajar menulis dan membaca aksara Jawa merupakan upaya pelestarian budaya Jawa karena aksara merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas dan sejarah budaya Jawa. Dengan menguasai aksara Jawa, generasi muda dapat mengakses khazanah sastra, serat, dan pengetahuan tradisional yang ditulis dalam aksara tersebut, serta menjaga keberlangsungan bahasa dan budaya Jawa itu sendiri.

Mengetahui menulis dan membaca aksara Jawa akan semakin mempertajam pengetahuan tentang bahasa, terlebih jika bahasa itu diaplikasikan dalam penggunaan sehari hari.

Menulis dalam aksara Jawa juga dapat membantu memelihara dan bahkan meningkatkan unggah-ungguh (tata krama) dalam berbahasa Jawa. Aksara Jawa memiliki tingkatan bahasa yang berbeda, yang secara langsung berkaitan dengan penerapan unggah-ungguh dalam percakapan sehari-hari.

Dengan mempelajari aksara Jawa, seseorang akan lebih memahami perbedaan tingkatan bahasa Jawa, seperti ngoko, krama madya, dan krama inggil, yang merupakan bagian integral dari unggah-ungguh.

 

Aksara Jawa dan Unggah Ungguh Kesopanan.

Aksara Jawa tidak hanya sekedar sistem tulisan, tetapi juga mencerminkan struktur bahasa Jawa, yang kaya dengan tingkatan bahasa yang berbeda.

Ketika seseorang menulis dalam aksara Jawa, secara otomatis mereka akan mempertimbangkan tingkatan bahasa yang sesuai dengan lawan bicara dan situasi (Sosio linguistik). Misalnya, menulis surat untuk orang yang lebih tua, maka akan menggunakan krama inggil, sementara untuk teman sebaya bisa menggunakan ngoko.

Maka dalam hal ini terlihat pentingnya mempelajari Aksara Jawa. Dengan mempelajari aksara Jawa, pembelajar (utamanya bagi guru yang mengajarkan bahasa Jawa secara praktis) dapat lebih memahami akar budaya mereka dan bagaimana bahasa Jawa digunakan untuk mengekspresikan rasa hormat dan kesantunan.

 

Guru Bahasa Jawa Perlu Mengerti Aksara Jawa.

Guru bahasa Jawa sedang mengajar di dalam kelas. Foto: ist

Tidak semua guru Bahasa Jawa menguasai aksara Jawa, meskipun Bahasa Jawa adalah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.

Beberapa guru mungkin memiliki pemahaman yang mendalam tentang aksara Jawa. Sementara yang lain mungkin hanya memiliki pengetahuan dasar atau fokus pada aspek lain dari Bahasa Jawa.

Guru Bahasa Jawa seharusnya mengerti dan memahami aksara Jawa karena Aksara Jawa memiliki korelasi tingkat kesopanan jika bahasa Jawa itu dipraktekkan dalam komunikasi sehari hari.

Pemahaman aksara Jawa merupakan bagian penting dari pembelajaran Bahasa Jawa karena merupakan warisan budaya dan memiliki nilai sejarah serta filosofis yang kaya.

Aksara Jawa bukan hanya sistem tulisan, tetapi juga simbol peradaban dan budaya Jawa yang kaya. Dengan memahami aksara Jawa, guru dapat membantu siswa memahami nilai-nilai luhur dan tradisi yang terkandung dalam budaya Jawa. Kewajiban berbahasa Jawa adalah praktik kebudayaan.

Aksara Jawa memiliki struktur dan aturan penulisan, yang berbeda dengan aksara Latin. Dengan menguasai aksara Jawa, guru dapat mengajarkan cara menulis dan membaca yang benar, serta membantu siswa memahami perbedaan antara kedua sistem tulisan dan mengajarkan unggah ungguh.

Aksara Jawa adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Jawa. Dengan mengajarkannya, guru turut berperan dalam melestarikan warisan budaya yang adiluhung ini.

Oleh karena itu, penguasaan aksara Jawa bagi guru Bahasa Jawa sangat penting untuk menjaga kelestarian budaya, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan memperkaya pemahaman siswa tentang Bahasa dan budaya Jawa. (PAR/nng).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *