꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa Menghiasi Kelas Kelas Wisma Jerman Surabaya.

Aksara

Rajapatni.com: SURABAYA – ꧌ꦱꦼꦩꦔꦠ꧀꧍  Semangat kenalkan aksara tradisional Jawa dari ꧍ꦯꦹꦫꦨꦪ꧍ Surabaya terus bergulir. Tidak hanya ke kalangan warga Surabaya, tetapi juga ke kalangan warga ꧌ꦩꦚ꧀ꦗꦤꦼꦒꦫ꧍ mancanegara. ꧌ꦩꦸꦭꦻ꧍ Mulai dari yang bersifat ꧌ꦅꦟ꧀ꦝꦶꦮ꦳ꦶꦝꦸ꧍ individu hingga ke klasikal (grup). Seperti ke rombongan mahasiswa Inggris, ꧌ꦗꦺꦂꦩꦤ꧀꧍ Jerman, Thailand dan wisatawan ꧌ꦄꦩꦺꦫꦶꦏ꧍ Amerika.

꧌ꦩꦼꦭꦭꦸꦮꦶ꧍ Melalui pendekatan literasi yang diampu oleh kelembagaan ꧌ꦧꦼꦭꦟ꧀ꦝ꧍ Belanda dan Jerman,  komunitas aksara Jawa Surabaya, ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni  mengenalkan aksara Jawa tidak hanya dalam ruang lingkup nasional tapi juga ꧌ꦅꦤ꧀ꦠꦼꦂꦟꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧍  international.

Nama kota di Jerman dalam ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa. Foto: IS

Mengenalkan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa memang tidak mudah. Upaya ini menghadapi ꧌ꦠꦤ꧀ꦠꦔꦤ꧀꧍ tantangan, justru dari pemilik budaya itu sendiri dan membutuhkan ꧌ꦈꦱꦲ꧍ usaha besar untuk meyakinkan pihak lain tentang ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍aksara Jawa sebagai bagian dari ꧌ꦅꦝꦺꦤ꧀ꦠꦶꦠꦱ꧀ꦧꦔ꧀ꦰ꧍  identitas bangsa.

Berlin dalam ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa. Foto:IS

꧌ꦤꦩꦸꦤ꧀꧍ Namun seberapapun tantangannya, masih ada jalan dan ꧌ꦝꦸꦏꦸꦔꦤ꧀꧍  dukungan. Yang sudah nyata adalah bagaimana kelembagaan pendidikan Wisma Jerman memasang nama nama kelas yang ꧌ꦝꦶꦠꦸꦭꦶꦱ꧀꧍ ditulis dalam aksara Jawa dan Latin. Nama nama kelas di Wisma Jerman ini ꧌ꦩꦼꦔ꧀ꦒꦸꦤꦏꦤ꧀꧍ menggunakan nama nama dalam bahasa Jerman dan ꧌ꦏꦺꦴꦠꦧꦼꦱꦂ꧍ kota besar di Jerman seperti Hamburg, Berlin, Munchen, Weimar dan ꧌ꦲꦊ꧍ Halle.

Bahasa Jerman dalam ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍  Aksara Jawa. Foto: IS

Menurut Direktur Wisma Jerman Jerman, Mike Neuber, bahwa pihaknya menggunakan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa untuk penulisan nama nama kelas di Wisma Jerman karena aksara Jawa adalah budaya Jawa dan Wisma Jerman yang juga ꧌ꦧꦼꦂꦓꦼꦫꦏ꧀꧍ bergerak di bidang kebudayaan ingin berkontribusi terhadap pelestarian aksara Jawa serta berharap bahwa orang Jawa sendiri seharusnya yang ꧌ꦩꦼꦊꦱ꧀ꦠꦫꦶꦏꦤ꧀꧍ melestarikan agar aksara Jawa tidak ꧌ꦥꦸꦤꦃ꧍ punah. Menarik. Justru orang Jerman yang mengatakan ini.

꧌ꦝꦶꦫꦺꦏ꧀ꦠꦸꦂ꧍ Direktur Wisma Jerman Mike Neuber bangga menunjukkan penggunaan aksara Jawa di ꧌ꦮꦶꦱ꧀ꦩꦗꦺꦂꦩꦤ꧀꧍ Wisma Jerman. Foto: IS

“Semoga ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa mendapat tempat di hati dan orang orang Jawa sendiri mulai menggunakan aksara jawa”, jelas Mike yang ditemui꧌ꦅꦠꦯꦹꦫꦗꦪ꧍  Ita Surojoyo di Wisma Jerman pada Senin (29/9/25).

Penempatan penulisan aksara Jawa di kelas kelas Wisma Jerman ini ꧌ꦝꦶꦭꦶꦲꦠ꧀꧍ dilihat langsung oleh Ita Surojoyo, sebagai pendiri ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni, komunitas yang selama ini berkolaborasi dengan Wisma Jerman.

Ita Surojoyo (kanan) bersama Mike Neuber melihat penggunaan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍  aksara Jawa di setiap kelas. Foto: IS

Bersama Mike, Ita berkeliling melihat signage pada setiap kelas. ꧌ꦩꦼꦤꦸꦫꦸꦠ꧀꧍ Menurut Mike signage signage itu telah terpasang pada bulan Juli 2025 dan kolaborasi dalam upaya pelestarian ꧌ꦭꦶꦠꦼꦫꦱꦶ꧍  literasi aksara tradisional ini telah dimulai saat peringatan ꧌ꦲꦫꦶꦄꦏ꧀ꦱꦫꦅꦤ꧀ꦠꦼꦂꦟꦱꦾꦺꦴꦤꦭ꧀꧍ Hari Aksara Internasional 2024 lalu.

Bagaimana penulisan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa untuk kata asing? Tidak mudah mengalihaksarakan ꧌ꦏꦠ ꦄꦱꦶꦁ꧍ kata asing ke aksara Jawa, dalam hal ini bahasa Jerman karena ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa ditulis berdasarkan bunyi. Penulisan kata dalam bahasa Jerman ini ꧌ꦝꦶꦱꦼꦱꦸꦮꦻꦏꦤ꧀꧍ disesuaikan dengan lidah orang Jawa dalam mengucapkan kata. Tidak sama persis dengan pengucapan aslinya, mengingat kata yang sama bisa ꧌ꦝꦶꦈꦕꦥ꧀ꦏꦤ꧀꧍ diucapkan dengan pengucapan yang berbeda oleh sesama orang Jerman yang tinggal di ꧌ꦮꦶꦭꦪꦃꦧꦼꦂꦧꦺꦝ꧍ wilayah berbeda.

Ada kesalahan penulisan ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa pada papan ‘Halle – ꦲꦭꦼ’ yang seharusnya ‘ꦲꦊ’ sehingga perlu adanya koreksi. Direktur Wisma Jerman mengatakan bahwa pemasangan papan dengan ꧌ꦠꦸꦭꦶꦱꦤ꧀꧍ tulisan yang benar akan dilakukan setelah October Festival – event tahunan ꧌ꦮꦶꦱ꧀ꦩꦗꦺꦂꦩꦤ꧀꧍ Wisma Jerman yang akan digelar 3 October 2025.

Awal kolaborasi ꧌ꦥꦸꦫꦷꦄꦏ꧀ꦱꦫꦫꦴꦗꦥꦠ꧀ꦤꦷ꧍ Puri Aksara Rajapatni dan Wisma Jerman pada peringatan Hari Aksara Internasional 2024. Foto : nng

Adalah pemandangan yang menarik melihat ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍aksara Jawa tersematkan di lingkungan pendidikan Bahasa Jerman. Mike pun juga menyadari bahwa pelukis terkenal Indonesia ꧌ꦫꦢꦺꦤ꧀ꦰꦭꦺꦃ꧍ Raden Saleh pernah membuat relief beraksara Jawa di Blaues Häusel di kota Maxen, Jerman.

꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ Aksara Jawa di kota Maxen, Jerman. Foto: ist

Blaues Häusel atau Blue House di Kota Maxen, Jerman, ꧌ꦄꦝꦭꦃ꧍  adalah sebuah paviliun yang dibangun pada tahun 1848 oleh bangsawan Jerman, Friedrich Anton Serre, untuk menghormati ꧌ꦥꦼꦭꦸꦏꦶꦱ꧀꧍ pelukis Indonesia ternama, ꧌ꦫꦢꦺꦤ꧀ꦰꦭꦺꦃ꧍ Raden Saleh. Bangunan ini sekarang menjadi cagar budaya yang dilindungi dan memiliki inskripsi ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍Aksara Jawa dan Jerman di atas pintunya.

Melalui ꧌ꦄꦏ꧀ꦱꦫꦗꦮ꧍ aksara Jawa, bisa terwujud kerjasama kebudayaan sebagai bahan meningkatkan ꧌ꦫꦱ꧍ rasa saling pengertian (elevating the sense of understanding). (PAR/nng).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *