Repatriasi Fosil Trinil Perkuat Kerjasama Kebudayaan Indonesia – Belanda.

Budaya

Rajapatni.com: SURABAYA – Dari kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Belanda belakangan, salah satunya berujung pada upaya mempererat hubungan kebudayaan Indonesia-Belanda.

Fosil homo erectus asal Trinil Jawa Timur, yang sudah sekitar 134 tahun disimpan di Belanda, dikembalikan ke pemerintah Indonesia, yang pengembaliannya secara simbolis diserahkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan & Ilmu Pengetahuan Belanda, Gouke Moes kepada Menteri kebudayaan Fadli Zon di Museum Naturalis, Den Haag pada Jumat 26 September 2025 waktu setempat.

Pidato menteri Kebudayaan RI Fadli Zon di Den Haag. Foto. ist

“Ini adalah bentuk kerjasama G to G (government to government) antara pemerintah Indonesia dan Belanda. Akan lebih bagus bentuk kerjasama itu bisa diikuti secara mandiri dalam bentuk kerjasama P to P (people to people)”, jelas Ketua Puri Aksara Rajapatni, Nanang Purwono, di Surabaya.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda Gouke Moes (kiri) dalam serah terima repatriasi koleksi Eugene Dubois dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon, di Museum Naturalis, Leiden, Belanda. Foto: kemenlu.ri

Nanang menambahkan sebetulnya secara kultural masih ada ikatan emosional antara warga Belanda dengan Indonesia. Namun, melalui kanal yang bagaimana dua kutub itu bisa terhubung. Bahwa di Belanda selama ini ada kegiatan kegiatan yang berbau Indonesia. Misalnya melalui usaha kuliner ada makanan dan minuman tradisional, yang disajikan di kota kota di Belanda hingga adanya museum Kapal VOC di Amsterdam, yang meng-etalase-kan kekayaan rempah rempah.

Penulis di samping Museum Kapal VOC di Amsterdam. Foto: nng

Seiring dengan dibukanya kementerian, yang secara khusus menangani perihal kebudayaan, maka diharapkan hubungan emosional antara Belanda dan Indonesia akan terus bertumbuh dan bisa ditindaklanjuti oleh kedua masyarakat yang pada akhirnya bisa membuka dan membangun rasa saling pengertian dan menghormati untuk tujuan tujuan pendidikan, ilmu pengetahuan dan penelitian bersama.

Penulis (kanan) dengan seorang warga Belanda di atas geladak Kapal VOC dalam jalinan kerjasama P to P. Foto: nng

Secara mandiri misalnya, jalinan kerjasama terus dibangun oleh komunitas Puri Aksara Rajapatni Surabaya dengan kelembagaan yang ada di Belanda, misalnya Stichting Anak Mas maupun pihak pihak individu.

Salah satu media, yang menjadi jembatan persahabatan, adalah media online www.rajapatni.com. dimana pihak pihak di Belanda memberikan sumber sumber informasi, yang selanjutnya dapat menjadi konten konten artikel yang bersifat positif dan konstruktif demi kolaborasi yang saling menguntungkan (mutual collaboration).

Pencarian konten di atas sebagaimana menjadi bahasan dalam kelas online Voice of Tomorrow yang digelar Sabtu pagi (27/9/25) India News Desk mengenai Finding Stories in Numbers. Foto: nng

Sebagai contoh adalah konten konten informasi yang membedah bahwa ada tokoh tokoh Indo Belanda seperti Herman Van der Tuuk, Johannes Willem Bartholomeus wardenaar, dan Daniel Francois Willem Pietermaat. Di luar itu masih banyak lainnya, yang kelak bisa dinarasikan sebagai khasanah wawasan bagi kedua belah pihak.

 

Repatriasi Fosil Trinil

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebutkan, pemulangan artefak fosil fosil adalah sebagai bentuk pemulihan kedaulatan & kemenangan strategis Indonesia setelah lebih dari satu abad jejak pengetahuan tentang asal-usul manusia yang terpisah dari tanah kelahirannya.

Fosil tempurung kepala manusia Jawa. Foto: ist

“Hari ini kita menutup jurang sejarah & memulihkan martabat pengetahuan yang lahir dari Trinil. Kepulangan koleksi Dubois ini adalah bukti, bahwa diplomasi kebudayaan Indonesia bekerja, kepemilikan sah NKRI diakui & akses riset dunia tetap terjaga,” jelas Menteri Fadli Zon yang dikutip dari laman https://kemlu.go.id/

Terkait dengan repatriasi maka lingkungan arkeologi Trinil, di Ngawi Jawa Timur layak dikembangkan sebagai lokasi in-situ yang diakui dunia agar lebih layak kunjungan.

Selain fosil Manusia Jawa, Belanda juga mengembalikan sekitar 28.000 fosil atau spesimen dari koleksi Dubois, termasuk fosil yang ditemukan Dubois di Sumatra & Jawa. Selama ini koleksi tersebut dikelola oleh Museum Naturalis.

Eugene meniti fosil fosil hasil temuannya. Foto: ist

Selama di Jawa dalam penelitian itu, Dubois tinggal di tempat yang sekarang sudah direnovasi. Yaitu Benteng Van den Bosch atau Benteng Pendem Ngawi. Jarak antara Trinil dan Benteng sekitar 15 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Benteng Van den Bosch sebelum direnovasi. Foto: dok nng

Bila benteng telah dipugar, maka komplek museum Trinil layak dipugar sebagai bentuk layanan publik yang nyaman. Museum Trinil ini tepat berdiri di tepi sungai dimana Dubois menemukan fosil fosil penting manusia Jawa. (PAR/tim).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *