Aksara Jawa Untuk Bahasa Madura

Aksara

Rajapatni.com: SURABAYA – Peta Surabaya tahun 1750 mencatat adanya perkampungan Pangeran Van Songenep (Sumenep). Ini adalah perkampungan warga Madura di Surabaya kala itu. Di kawasan itu juga ada Perkampungan Jawa. Kedua perkampungan itu kini dalam kawasan zona Eropa di kawasan Kota Lama Surabaya.

Dalam peta itu di tahun 1750, selain tergambar kampung Eropa yang dikelilingi pagar tembok, juga ada kampung Pecinan, Kampung Melayu dan Kampung Arab di Timur Kalimas. Etnis bumiputera Jawa dan Madura kala itu berkomunikasi lisan dalam bahasa Jawa dan Madura. Sementara komunikasi tulisnya diduga kuat menggunakan aksara Jawa.

Peta Surabaya 1750 dengan kampung Eropa dan kampung Madura (kotak merah) serta Kampung Jawa (bulat merah) . Foto: par

Pada awal awal kedatangan bangsa Eropa yang mulai mengenalkan Aksara Latin di Surabaya, warga bumi putera masih belum mengerti aksara asing itu. Mereka menggunakan aksara Jawa.

Konon warga Madura berada di Surabaya bisa dikenali dari keberadaan bangsawan Madura Raden Trunajaya yang bersiap melawan Bala prajurit VOC yang dipimpin Laksamana Speelman di tahun 1677. Mereka tersebar di gugusan perbentengan di kawasan itu yang meliputi barat dan di Timur Kalimas.

Di era pemerintahan kolonial Belanda (Hindia Belanda) pada pertengahan abad 19 mulai menerapkan kebijakan wijkenstelsel.Kebijakan wijkenstelsel (pengelompokan pemukiman berdasarkan etnis) mulai diterapkan di Surabaya pada tahun 1843, yang didasari oleh Undang-Undang Wilayah (Wijkenstelsel) pada saat itu.

Kebijakan ini membagi permukiman penduduk berdasarkan ras dan etnis mereka, sehingga kaum Eropa menempati kawasan barat Sungai Kalimas, sementara etnis Tionghoa, Arab, dan pribumi tinggal di sisi timur Kalimas.

Dalam hal komunikasi, warga etnis Jawa dan Madura menggunakan bahasa daerah masing masing. Namun ketika mereka harus menulis, mereka menggunakan aksara Jawa Carakan Hanacaraka. Carakan Jawa Hanacaraka ini bisa dipakai untuk menulis bahasa Jawa dan Madura.

Manuskrip beraksara Jawa berbahasa Madura. Foto: par

Salah satu contoh bahwa aksara Jawa Carakan dipakai sebagai simbol tulis bahasa Madura adalah terdapatnya Manuskrip Beraksara Jawa dalam bahasa Madura.

Bukti dalam proses perkembangannya adalah masih diajarkannya Aksara Jawa di sekolah sekolah. Bahkan di luar sekolah formal, ada kelompok kelompok komunitas yang bergerak dalam pemajuan aksara Jawa Hanacaraka. Salah satunya adalah parrengkoneng1. Akun FB ini memperkenalkan penggunaan aksara Jawa dalam bahasa Madura.

Aksara Jawa bahasa Madura. Foto: par

Ini membuktikan bahwa aksara Jawa bisa dipakai untuk bahasa lain. Aksara Jawa memang bisa digunakan untuk menulis beberapa bahasa lain, seperti bahasa Sunda dan Madura, serta bahasa-bahasa historis seperti Kawi dan Sansekerta. Selain itu, aksara Jawa juga bisa digunakan untuk menuliskan kata-kata dari bahasa asing, seperti bahasa Arab (melalui aksara rekan) dan bahasa Inggris (melalui aksara Swara) untuk tujuan pengayaan atau penulisan nama.

Contohnya adalah nama nama asing seperti yang tertulis pada prasasti Masjid Kemayoran. Ada nama Residen Surapringga Daniel Francois Willem Pietermaat dan Gubernur Jenderal Jan Jacob Rochussen. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *