ATIC Wadahi Peradaban Ampel

Aksara

Rajapatni.com: SURABAYA – Peresmian ATIC (Ampel Tourist Information Centre) di lobby Quds Royal Hotel Surabaya pada Jumat sore (8/8/25) jalan lancar dan meriah. Mengiringi peresmian dan pembukaan adalah Bazaar UMKM, yang mengenalkan cita rasa Ampel, Ludruk Garingan Meimura dan alunan siter. Termasuk mengenalkan budaya literasi, aksara Jawa yang pernah ada di kawasan tua Ampel Denta. Beberapa produk berasa khas Ampel dan beraksara Jawa juga mewarnai kemeriahan.

Gamelan Jawa mengiringi rangkaian acara. Foto: nng

Ada sambosa, nasi kebuli, martabak, zuppa soup rasa gule kacang ijo dan ada pula produk dalam kemasan beraksara Jawa. Salah satu stand adalah yang dikelola komunitas Puri Aksara Rajapatni dengan menyediakan aneka kemasan beraksara Jawa seperti camilan keripik.

Camilan dengan label aksara Jawa. Foto: nng

Peresmian dilakukan oleh Kepala Bidang Promosi Pariwisata, Disbudporapar Kota Surabaya, Farah Andita Ramdhani, yang mewakili Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata, Hidayat Syah.

Farah Andita Ramdhani, Kabid Promosi Pariwisata Disbudporapar Kota Surabaya meresmikan ATIC. Foto: nng

Menurut Farah, dalam sambutannya, bahwa ATIC bisa menjadi agen penyedia informasi tentang kawasan wisata religi Ampel mengingat banyaknya spot menarik, yang tidak hanya Masjid Ampel dan makam Sunan Ampel di kawasan Ampel, kelurahan Ampel.

Penggantian pita tanda peresmian ATIC. Foto: nng

Sebelumnya, ketua pelaksana kegiatan yang juga manajer Quds Royal Hotel, Pungky Kusuma dalam sambutan pembukaannya mengatakan bahwa rangkaian acara pembukaan ATIC ini adalah membingkai kekayaan Ampel baik sejarah, budaya maupun kulinernya. Menurutnya spot Ampel akan menjadi bagian dari segitiga emas yang mengkoneksikan Ampel, Peneleh Heritage dan Kota Lama Surabaya.

 

Seminar

Setelah peresmian ATIC, dilanjutkan sarasehan budaya yang bertajuk “Menapak Jejak Peradaban Sunan Ampel”. Hadir sebagai pembicara adalah Riyadi Ngasiran, Wakil Ketua PC NU Surabaya dan Nanang Purwono, Ketua Puri Aksara Rajapatni.

Seminar peradaban Ampel Denta. Foto: nul

Keduanya menyajikan peran Sunan Ampel dalam menapaki ruang dan waktu di kawasan Ampel. Disampaikan Nanang Purwono bahwa Raden Rahmat (sunan Ampel) adalah tokoh agama, Umaroh dan Saudagar, yang simbol simbol peradabannya masih bisa diamati hingga sekarang.

Masjid adalah simbol penyebaran Islam, Aksara Jawa yang berbunyi “Kertining Pandhita Winayang ing Ratu” yang menyimbolkan seorang pemimpin dan relief cengkeh sebagai simbol produk rempah rempah Nusantara.

“Selama ini banyak pihak taunya Ampel adalah Masjid Ampel dan makam Sunan Ampel. Padahal banyak hal hal menarik lainnya. Misalnya hiruk pikuk sosial budaya, arsitektur dan seni”, jelas Nanang.

Nanang juga menjelaskan bahwa berangkat dari inskripsi aksara Jawa yang berbunyi “Kertining Pandhita Winayang ing Ratu” menjadi dasar eksplorasi peradaban Ampel sebagai aset wisata sejarah.

Menjelang Maghrib rangkaian kegiatan Jejak Peradaban Ampel Denta ini berakhir. Hadir dalam acara ini adalah Kabid Promosi Pariwisata Disbudporapar Surabaya, Lurah Ampel, jajaran PCNU Surabaya, RW 3 Ampel, serta tiga pelukis asal Yogyakarta yang ikut memamerkan karyanya di ajang acara ini serta sejumlah wartawan. Selain itu juga dipamerkan sketsa kawasan heritage Surabaya karya Budi Irawan dan Edy Marga. (PAR/nng).

2 thoughts on “ATIC Wadahi Peradaban Ampel

  1. Terus jalan…..jangan pernah merasa lelah berbuat dan atau memberi kebaikan ..karena kebaikan yg disebar tidak akan pernah hilang dan pasti akan kembali

  2. Terus jalan…..jangan pernah merasa lelah berbuat dan atau memberi kebaikan ..karena kebaikan yg disebar tidak akan pernah hilang dan pasti akan kembali.
    Kapan hari finwisma Jerman…sekarang di Ampel..lusa di masjid kemayoran dst

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *