Sejarah
Rajapatni.com: SURABAYA – Kuburan umum Ngagel Surabaya menjadi tempat peristirahatan terakhir Bung Tomo. Sebelum Bung Tomo meninggal memang sempat berwasiat agar kelak jika ia berpulang agar dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU), bukan di Taman Makam Pahlawan (TMP).
Bung Tomo meninggal pada 7 Oktober 1981 saat menunaikan ibadah Haji. Sebagaimana umumnya diketahui bahwa siapa jemaah haji yang meninggal dunia saat menunaikan ibadah Haji, mereka akan dimakamkan di tanah suci itu.
Namun, tidak demikian dengan Bung Tomo. Ia salah satu dari sedikit jamaah haji yang jasadnya dapat dipulangkan ke tanah air. Sesampai di tanah air, Bung Tomo dimakamkan sesuai wasiatnya. Yaitu dimakamkan di pemakaman umum. Bukan di TMP.

Bung Tomo dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ngagel, Surabaya. Hal ini sesuai dengan pesan pribadinya (wasiat) yang ingin membaur dengan masyarakat biasa setelah meninggal dunia. Tempat dimana Bung Tomo dimakamkan hanyalah berseberangan dengan Taman Makam Pahlawan (TMP) Ngagel, Surabaya.
Bung Tomo memang senantiasa dekat dan bersama rakyat dalam hidup dan matinya. Sikap ini mencerminkan sifat manunggal dan semangat kebersamaan dalam perjuangan serta kedekatan Bung Tomo dengan rakyat Indonesia, terutama dalam peristiwa Pertempuran Surabaya 10 November 1945.
Bung Tomo tidak hanya menjadi pemimpin dalam pertempuran, tetapi juga menjadi bagian dari rakyat, merasakan penderitaan dan semangat yang sama. Hal ini tercermin dari pidatonya yang membakar semangat juang rakyat Surabaya dan juga dari sikapnya yang selalu bersama rakyat dalam suka dan duka. Itu semua telah dibuktikan.
Meskipun bukan di Taman Makam Pahlawan, Bung Tomo tetap hidup dalam ingatan dan rasa bangga rakyat Surabaya dan Indonesia atas perjuangannya untuk menjaga kemerdekaan negara tercinta.
Bung Tomo sendiri menjadi Ingatan Kolektif Nasional (IKON) dari Surabaya.
Diabadikan Sebagai Nama Jalan.

Rasa hormat dari arek arek Surabaya kepada Bung Tomo diwujudkan dalam bentuk pemberian nama jalan, yang membujur Timur-Barat. Jalan Bung Tomo menggantikan nama Jalan Kencana.
Nama Jalan Bung Tomo di Surabaya disematkan pertama kali pada masa kepemimpinan Walikota Soenarto. Hal ini dilakukan karena di jalan tersebut terdapat makam Bung Tomo. Pemilihan nama jalan ini sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa Bung Tomo, pahlawan, yang dikenal atas perannya dalam Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Dalam perjalanan waktu, nama Jalan Bung Tomo sempat akan dipindahkan ke jalan baru di kawasan Benowo, yang merupakan bagian dari Jalur Lingkar Luar Barat (JLLB).
Rencana ini sempat menimbulkan kontroversi dan penolakan, terutama dari keluarga Bung Tomo dan pemerhati sejarah Surabaya karena Jalan Bung Tomo yang lama sudah dianggap sesuai dengan lokasi makamnya serta sebagai penanda bahwa di Ngagel ada makam Bung Tomo.
Akhirnya, nama Jalan Bung Tomo tetap dipertahankan di kawasan Ngagel. (PAR/nng)