Doa Berbisik Di Balik Modernitas Surabaya.

Budaya

Rajapatni.com: SURABAYA – Persis dua tahun yang lalu, 22 Desember 2023, ketika Komunitas Budaya Puri Aksara Rajapatni tampil menyatakan diri memperkenalkan kembali literasi aksara Jawa, urat nadi seolah bertanya kepada hati nan lembut itu apakah benar Puri Aksara Rajapatni benar benar memperkenalkan kembali Aksara Jawa?

Pernyataan itu diiringi dengan pembacaan catatan singkat dari Direktur Jenderal Kebudayaan, yang kala itu dijabat Hilmar Farid. Puri Aksara Rajapatni adalah organisasi budaya yang tidak besar, tetapi memiliki semangat yang besar.

Besar nya semangat ini dapat dianalogikan dengan besarnya sosok Raja Kertanegara, yang berputri Dyah Gayatri Rajapatni, istri dari Raja pertama kerajaan Majapahit, Dyah Wijaya.

Kebesaran Dyah Gayatri Rajapatni tidak kasat mata. Tapi pengaruhnya dapat dirasakan. Yaitu keberhasilan menata kerajaan Majapahit, yang sekaligus mempersatukan Nusantara melalui Raja Hayam Wuruk, yang tidak lain adalah cucu Rajapatni sendiri.

Berbekal semangat besar seperti kebesaran Dyah Rajapatni itulah, Puri Aksara Rajapatni bertekad memperkenalkan aksara Tradisional, yang dewasa ini sangat minoritas.

Tidak mudah dan penuh pengorbanan. Namun demikian para punggawa Puri Aksara Rajapatni terus melangkah. Mereka pantang menyerah. Mereka berlatar belakang variatif. Ada politisi, ada jurnalis, ada guru, ada aktivis dan ada pula mahasiswa. Mereka saling mengisi sesuai kapasitas dan kemampuannya. Semua bertumpu pada satu kekuatan menggali, mengusung aksara Jawa dan memperkenalkannya ke publik.

Kolaborasi antar sektor baik secara internal (regional/nasional) maupun eksternal (internasional) dilakukan. Bergerak perlahan tapi pasti. Aral lintang pasti menghadang. Gagal bukan halangan untuk melangkah dan bahkan terus melangkah.

Para punggawa Puri Aksara Rajapatni. Novita (kiri), Ita Surojoyo  (tengah) dan Ginanjar (kanan) Foto: par

Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke dua, khidmat doa pun dipanjatkan demi kekuatan dan kebersamaan, yang agar bisa memberi manfaat buat sesama dalam upaya memajukan aksara Jawa. Doa bersama secara sederhana antar sesama punggawa dibisikkan di tengah ramainya modernisasi sebuah plaza di Surabaya.

Semoga dalam meniti lampahing kabudayan ini, para punggawa senantiasa mendapat lindungan dan kekuatan. Jalan masih panjang dan terjal berliku. Dirgahayu Puri Aksara Rajapatni kedua! (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *