Sebuah Angan Angan: Jembatan Gantung (Ophaalbrug) di Kalimas.

Budaya

Rajapatni.com: SURABAYA – Dari kawasan Kota Lama Surabaya, ada satu konstruksi penting yang hilang dari wajah kota Lama (Kota Belanda) yang merupakan miniatur kota Belanda seperti Amsterdam dan Rotterdam. H.P. Berlage dalam catatannya “Mijn Indische Reis”, yang berarti “Perjalanan Hindia Saya”, mengatakan bahwa Surabaya adalah Rotterdamnya Jawa. Sekilas ada kemiripan antara dua kota ini. Yaitu sama sama kota pelabuhan, sama sama memiliki sungai dan sama sama memiliki jembatan gantung “Ophaalbrug”.

Belum ada jembatan antara timur dan barat sungai Kalimas. Foto: doc

Pelabuhannya masih ada. Sungai masih ada. Kecuali jembatan gantung. Rotterdam masih ada. Surabaya sudah kehilangan.

Bahkan satu gedung besar bergaya arsitektur modern, Internasio, pernah disebut Rotterdam. Yakni Internationale Credit-en Handelsvereeniging “Rotterdam”. Gedungnya hingga sekarang masih berdiri megah menghadap ke Timur atau ke arah sungai Kalimas.

Cikal bakal gedung Internatio. Foto: doc

Sementara jembatan gantung di Surabaya, salah satunya ada ada di Jembatan Merah. Pada awalnya hanya berupa jasa penyeberangan (rivier oversteken), lalu di era Daendels diubah menjadi Jembatan Gantung (Faber: Oud Soerabaia) dan akhirnya menjadi jembatan permanen seperti yang kita lihat sekarang.

Magere brug di sungai Amstel Amsterdam. Foto: doc nng

Jembatan Gantung (Ophaalbrug) di negerinya (Belanda) masih menjadi sarana yang fungsional dan rekreasional seperti di sungai Amstel dan di Zaanse Schans di kota Zaandam.

Magere brug di sungai Amstel Amsterdam. Foto: doc pri

Pun demikian di Kota Tua Jakarta, yang keberadaannya menjadi sebuah daya tarik pariwisata. Banyak para wisatawan lokal maupun mancanegara mendatangi jembatan ini sebagai tambahan pengetahuan tentang infrastruktur Kota Tua Jakarta.

Jembatan gantung di kota tua Jakarta. Foto: doc pri

Kota Lama Surabaya sudah kehilangan jembatan semacam ini. Namun sebagai penguat Kota Lama Surabaya, sebuah duplikat bisa saja dibuat, apakah ditempatkan di Utara atau Selatan dari keberadaan Jembatan Merah.

Jika di Utara dari Jembatan Merah, setidaknya bisa di posisi seporos dari gedung Internatio. Jika di selatan dari Jembatan Merah, maka bisa pada titik di antara bangunan Halte stand kuliner dan pasar Bungai jalan Jembatan Merah.

Posisi di selatan Jembatan Merah ini akan menghubungkan Pecinan (Timur) dan Kampung Eropa (Barat). Di posisi ini jembatan gantung itu akan fungsional sebagai penghubung dua zona Pecinan dan Eropa. Sebagai fungsi dekoratif, konstruksi jembatan ini akan serasi dengan sederetan bangunan kolonial di barat jalan.

Tentu jembatan ini bukanlah orisinil tetapi kehadirannya akan menambah daya tarik wisata dan penguat informasi akan infrastruktur yang pernah ada di Kota Lama Surabaya. Adalah fakta bahwa dulu di atas sungai Kalimas, yang sekarang ada Jembatan Merah, adalah infrastruktur berupa jembatan gantung atau umum disebut Ophaalbrug di awal abad 19. (PAR/nng).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *