Tradisi Potong Tumpeng Tandai Peresmian Lembaga Pengajaran dan Pelatihan Bahasa Belanda Erasmus Training Centre di Surabaya.


Bahasa Budaya

Rajapatni.com: SURABAYA – Erasmus Training Centre (ETC) Surabaya akhirnya secara resmi dibuka pada Rabu (26/11/25). Lembaga pengajaran dan pelatihan Bahasa Belanda ini bekerja sama dengan Binawan International Career Centre, yang berkedudukan di Dukuh Pakis II Baru 100 surabaya.

Penandatanganan kerjasama antara Erasmus Training Centre dan Binawan International Career Centre. Foto: nng

Peresmian, yang ditandai dengan penandatanganan MOU antara Erasmus Training Centre dan Binawan International Career Centre itu, dihadiri oleh Sekretaris Taalunie, Gunther von Neste, yang berkantor di Belgia; perwakilan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Dilla; Konsul Kehormatan Belanda di Surabaya Lily Jessica Tjokrosetio; Komunitas penutur Bahasa Belanda Surabaya; mitra Universitas Airlangga; Universitas Petra Surabaya dan Puri Aksara Rajapatni serta mahasiswa keperawatan STIKES Griya Husada Surabaya.

Fons Van Oosterhout, Direktur Erasmus Training Centre dalam sambutan peresmian pada Rabu, (26/11/25) berterima kasih kepada pihak pihak yang telah mendukung dalam proses kehadirannya di Surabaya. Sementara Gunther van Neste, sekretaris Taalunie, sebuah Lembaga Uni Bahasa Belanda, yang mendukung keberadaan lembaga pengajaran dan pelatihan bahasa Belanda di dunia, mengatakan bahwa keberadaan bahasa tidak lepas dari sejarah, budaya dan masyarakat setempat. Gunther senang dengan adanya komunitas penutur bahasa Belanda di Surabaya.

Pembukaan plakard Kehadiran ETC yang disaksikan oleh sekretaris Taalunie, Gunther von Neste (kanan), Ingrid (tengah) dari Belgia dan Fon (kiri) Direktur ETC. Foto: nng

Gunter, yang sehari sebelumnya telah mendapatkan gambaran tentang Surabaya, khususnya Kota Lama Surabaya, yang menyimpan sejarah panjang keberadaan komunitas Eropa di Surabaya, mengatakan tentang keterkaitan antara bahasa dan sejarah, khususnya di kota Surabaya. Karenanya Erasmus Training Centre menjadi jembatan dalam membangun pengertian dan kesadaran akan pentingnya bahasa Belanda sebagai sumber.

Ingrid (kiri), Dila (tengah) dari Kedutaan Besar Belanda di Jakarta dan Gunther (kanan). Foto: nng

Hal itu disadari sendiri oleh Gunther mengingat dia pribadi sendiri sebagai sejarawan. Maka tepat sekali kehadiran Erasmus Training Centre di kota Surabaya, yang menyimpan banyak nilai sejarah.

Gunter keluar dari ruang kelas belajar. Foto: nng

“It should be a bridge between the two nations”, pungkas Gunther van Neste yang menyaksikan secara resmi kehadiran ETC di Surabaya.

Fons mengajak Konsul Kehormatan Belanda di Surabaya, Lily Jessica Tjokrosetio dan warga penutur bahasa Belanda, Alex. Foto: nng

Di penghujung acara Direktur Erasmus Training Centre Fons Van Oosterhout mengajak para hadirin untuk melihat fasilitas belajar di Centre ini. Fon menyebutkan bahwa ada 6 ruang kelas, ruang guru, dan pantry. Semua fasilitas ini ada di lantai 4 gedung STIKES Griya Husada.

Potong tumpeng menandai peresmian ETC di Surabaya. Foto: nng

Peresmian ini ditandai dengan tradisi Jawa berupa potong tumpeng. (PAR/nng).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *