Mari Belajar Bahasa Belanda.

Bahasa Sejarah

Rajapatni.com: SURABAYA – Bahasa Belanda di Surabaya secara historis bukanlah hal baru. Namun, hanya orang orang tertentu yang paham bahasa Belanda.

Bahasa Belanda tidak seperti bahasa Inggris, yang sudah sangat masal. Bahkan di sekolah sekolah di Indonesia, bahasa Inggris menjadi salah satu mata pelajaran. Sementara bahasa Belanda, yang memiliki kedekatan sejarah, tidak diajarkan secara masal. Kecuali mereka yang memiliki minat khusus saja dan sementara pelatihan bahasa Belanda juga jarang di Surabaya.

 

Tidak Diajarkan

Tidak diajarkannya Bahasa Belanda di sekolah sekolah di Indonesia dan khususnya di Surabaya, diduga karena pada pasca kemerdekaan, ada kebijakan untuk menghapus jejak kolonialisme, termasuk di Surabaya terkait dengan adanya penggantian nama nama jalan yang berbau asing (Belanda) pada tahun 1950-an.

Padahal, banyak dokumen sejarah, arsip pemerintahan, dan literatur ilmiah penting di Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan masa kolonial, ditulis dalam bahasa Belanda.

 

Manfaat Mengerti Bahasa Belanda

Sesungguhnya memiliki kemampuan berbahasa Belanda memungkinkan bagi peneliti, sejarawan, dan akademisi di Surabaya untuk mengakses dan mengerti sumber-sumber primer ini secara langsung, memperkaya kajian sejarah lokal dan nasional.

Komplek makam bupati Surabaya Botoputih dikunjungi penulis asal Belanda. Foto: doc

Contoh praktis adalah bahwa ada makam makam petinggi Surabaya, seperti bupati, yang nisannya tertulis dalam bahasa Belanda. Jika ahli waris, yang tidak paham bahasa Belanda, ya praktis mereka tidak bisa memahami makna dari inskripsi pada nisan kuburnya. Contohnya makam bupati Surabaya di Pesarean Agung Botoputih Pegirian Surabaya.

Nisan berbahasa Belanda. Foto: doc

 

Antara ego dan kebutuhan.

Sekarang masa telah berganti. Tidak ada lagi permusuhan. Kecuali persahabatan. Syaratnya adalah harus ada rasa saling mengerti. Jembatan pengertian itu adalah bahasa sebagai alat komunikasi baik tulis maupun lisan. Sehingga dalam menatap ke depan harus ada kerjasama yang didasari oleh rasa saling pengertian dan menguntungkan.

Ini yang namanya kerjasama yang efektif dan berkelanjutan untuk masa depan. Memang ini harus didasari oleh dua pilar utama: rasa saling pengertian (mutual understanding) dan saling menguntungkan (mutual benefit).

Untuk meningkatkan derajat rasa saling pengertian dan saling menguntungkan harus terlebih dahulu didasari oleh pemahaman dan penguasaan bahasa karena itu merupakan komponen yang sangat penting dalam mencapai saling pengertian.

Bahasa adalah alat komunikasi utama manusia. Melalui bahasa (baik lisan maupun tulisan), ide, pikiran, dan perasaan dapat disampaikan dan dimaknai.

Kosa kata bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda. Foto: ist

Di Indonesia pada umumnya, bahasa Belanda menjadi penting untuk memahami dokumen dokumen penting yang ditulis dalam bahasa Belanda selama masa penjajahan, yang tentu saja masih relevan dalam studi hukum, sejarah, dan kearsipan.

Selain itu juga untuk lebih mengenali kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Belanda. Ini adalah hal praktis karena masih menyangkut bagian dari kehidupan sehari hari.

Bahasa Indonesia sendiri adalah bahasa yang kosa katanya berasal dari berbagai bahasa. Satu di antaranya adalah dari bahasa Belanda. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *