Bahasa Budaya
Rajapatni.com: SURABAYA – Jaringan budaya dan bahasa antara Surabaya dan Belanda akan semakin marak dan hidup dengan hadirnya Taalunie dan Erasmus Training Centre serta NINA (Netwerk Internationale Neerlandistiek in Azië) di Surabaya.
Surabaya, pada 2024 telah membuka hubungan budaya dengan Belanda melalui revitalisasi Makam Peneleh dalam project “Living Library”. Kini menjelang akhir tahun 2025 segera hadir kegiatan yang merajut bidang bahasa dan tentu saja akan menyinggung budaya.

Erasmus Training Centre adalah lembaga pelatihan bahasa Belanda, yang keberadaannya didukung oleh Taalunie, sebuah lembaga uni bahasa (Belanda) yang beranggotakan Belanda, Belgia dan Suriname.

Hadir pula dalam kerjasama itu adalah NINA (Netwerk Internationale Neerlandistiek in Azië) atau Jaringan Studi Belanda Internasional di Asia. Selain ada di Indonesia, NINA juga sudah ada di Jepang, India, China, Korea Selatan dan Kazachstan.
Menjadi angin segar bagi Surabaya khususnya dalam membantu menghidupkan Kota Lama Surabaya dan di bidang pendidikan (bahasa Belanda) secara umum dengan keterlibatan negara negara Asia di dalamnya.
“Also I have contacts with Dutch speaking teachers in Korea, Japan, China and it gives possibilities to cooperate within Asia. And, a friend, Yanjing, studied about the Chinese in Indonesia during VOC”, ujar Anna Maria, koordinator NINA Surabaya.

NINA memang sudah ada di negara negara Asia seperti India, Jepang, Korea Selatan , China termasuk Kazakhstan.
Anna menambahkan bahwa akan banyak kegiatan di Surabaya, yang tidak hanya melayani perihal Bahasa dan berbagai persiapan mahasiswa dan pekerja yang akan berangkat ke Belanda.

“I see some possibilities”, lanjut Anna Maria, koordinator NINA Surabaya.
NINA memang didedikasikan untuk mempromosikan dan berkolaborasi dalam studi bahasa Belanda di Asia. Didirikan pada 1 Mei 2025, NINA mempertemukan dosen, peneliti, dan mahasiswa yang terlibat dalam bahasa, sastra, dan budaya Belanda. (PAR/nng).
