Tribute to Wieteke Van Dort: Panggung Literasi dan Seni Indische

Budaya Aksara

Rajapatni.com: SURABAYA – Sebuah panggung literasi dan seni Indische dalam bingkai Tribute to Wieteke Van Dort akan hadir di Radio Suara Surabaya di awal bulan November. Panggung ini menjadi ekspresi kolaborasi antar dua negara: Belanda dan Indonesia secara mandiri, melalui karya kreatif dua sisi musisi dan pemerhati budaya.

Panggung ini tidak lain sebagai wujud apresiasi seni dan tradisi oleh almarhum Wieteke Van Dort, penyanyi Belanda kelahiran Surabaya. Kecintaan Wieteke Van Dort terhadap tanah kelahiran terekspresikan lewat karya karya nyata di bidang seni dan budaya. Lagu lagunya tidak asing di Indonesia seperti lagu Geef Mij Maar Nasi Goreng dan Ajoen Ajoen. Suasana pedesaan kerap menjadi potret panggung dimana ia menggelar pertunjukan pertunjukan, yang tidak lepas dari kain kebaya dan kain batiknya.

Michiel Eduard dan Wieteke Van Dort pada semasa hidupnya. Foto: ist

Perhatian Wieteke van Dort itu akan terduplikat pada gelaran Tribute to Wieteke dengan agenda utama peluncuran buku yang ditulisnya. Buku ini diproduksi oleh mantan penulis lagu dan produser musiknya, Michiel Eduard.

“Dewi Melati” oleh Michiel dan Wieteke Van Dort. Foto: ist

Yang menarik buku cerita anak, yang berjudul “Bung Bebek en de Princess” ini ditulis dalam bahasa Belanda dengan transliterasi aksara Jawa dalam bahasa Indonesia. Ini kolaborasi literasi dan budaya yang apik. Buku ini sekaligus sebagai hadiah kepada Surabaya sebagai Kota Literasi, yang resmi dicanangkan pada 2 Mei 2014 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional dan juga apresiasi kepada pemerintah Kota Surabaya, yang telah menggunakan aksara Jawa untuk penulisan nama nama kantor di lingkungan pemerintahan kota Surabaya.

Ekspresi Surabayaku dari Belanda. Foto: michiel

Sementara produser buku Michiel Eduard, yang mantan pencipta lagu lagu Wieteke Van Dort, akan membawakan lagu lagu ciptaannya tentang Surabaya dan Jawa. Yaitu “Surabayaku” dan “Dewi Melati”.

Celia Noreen and her Band akan ingatkan kepada nada dan irama Wieteke Van Dort. Foto: ist

Tentu di atas panggung Michiel akan feat dengan Celia Noreen, sebuah band Surabaya pengagum lagu lagu Wieteke Van Dort. Celia Noreen juga akan membawakan lagu lagu ciptaannya yang lagi hits seperti “Ke Surabaya”. Iramanya seperti lagu berjudul “Geef Mij Maar Nasi Goreng” oleh Wieteke Van Dort. Pun dengan diksi lirik yang mengetengahkan aneka cemilan Surabaya.

Sementara itu Fabian, dari pihak Radio Suara Surabaya menyambut baik agenda kreatif yang berbalut budaya di bawah payung kolaborasi mandiri dua negara: Indonesia – Belanda.

“Menarik. Tinggal nanti di amplify dan mengundang teman teman komunitas”, kata Fabian.

Sesuai rencana dan atas kesepakatan pihak pihak terkait, peluncuran buku dengan tampilan Celia Noreen and her band, yang akan mengiringi “Bung Bebek en de Princess” dalam paket Tribute to Wieteke Van Dort ini, akan diselenggarakan di Food Traffic Radio Surabaya pada Jumat, 7 November 2025 pada 19.00.

“Kalau dari saya nanti mengundang teman teman Music Director”, pungkas Fabian. (PAR/nng)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *